Wednesday, October 12, 2016

Menghafal Al-Qur'an Ala Ustadz Deden Mukhyaruddin



     Nikmatnya bermesraan dengan Al-Qur’an, begitu perasaan yang diungkapkan Ustadz Deden Mukhyaruddin yang Allah Ta’ala taqdirkan sukses menghafal 30 juz dalam tempo hanya 56 hari.



Hal tersebut terungkap dalam Kajian Indahnya hidup dengan Menghafal dan Mentadabburi Al-Qur’an bersama Ustadz Bachtiar Nashir dan Ustadz Deden Mukhyaruddin di Masjid Al Falah, Jum’at (7/6/2015), bersama Ustadzuna Alfan Syulukh, S.Psi., Al Hafidz.

Berikut delapan hal yang insyaa Allah membuat kita merasa nikmat menghafal Al-Qur’an. Tips ini merupakan cara jitu Ustadz Deden Makhyaruddin yang menghafal 30 juz dalam 56 hari (setoran) dan 19 hari untuk melancarkan. Tapi uniknya, ia mengajak kita untuk berlama-lama dalam menghafal, sebagaimana dilansir Al-Qur’an Ikrar. Bismillah.

Mushaf Al Quran Al Karim
Mushaf Al-Qur’an Al-Karim
Suatu hari Ustadz Deden pernah menerima telepon dari seseorang yang ingin memondokkan anaknya di pesantrennya.

“Ustadz, menghafal di tempat antum tu berapa lama untuk bisa khatam?”

“SEUMUR HIDUP”, jawab Ustadz. Deden santai.

Meski bingung, Ibu itu tanya lagi, “Targetnya, Ustadz?”

“Targetnya HUSNUL KHOTIMAH, MATI DALAM KEADAAN PUNYA HAFALAN.”

“Mmm…kalo pencapaiannya, Ustadz?”, Ibu itu terus bertanya.

“Pencapaiannya adalah DEKAT DENGAN ALLAH”, kata Ustadz Deden tegas.

Menggelitik, tapi sarat makna. Ustadz Deden berprinsip: CEPAT HAFAL itu datangnya dari ALLAH, INGIN CEPAT HAFAL (bisa jadi) datangnya dari SYETAN.

Sebelum membaca lebih jauh, saya harap anda punya komitmen terlebih dahulu untuk meluangkan waktu satu jam per hari khusus untuk qur’an. Kapanpun itu, yang penting durasi satu jam.

Berikut delapan prinsip yang diterapkan Ustadz Deden beserta sedikit penjelasan dari redaktur AI.

1. Menghafal tidak harus hafal
Allah memberi kemampuan menghafal dan mengingat yang berbeda-beda pada tiap orang. Bahkan imam besar dalam ilmu qiroat, guru dari Hafs -yang mana bacaan kita merujuk pada riwayatnya- yaitu Imam Asim menghafal Al-Quran dalam kurun waktu 20 tahun. Target menghafal kita bukanlah ‘ujung ayat’ tapi bagaimana kita menghabiskan waktu (durasi) yang sudah kita agendakan HANYA untuk menghafal.

2. Bukan untuk diburu-buru, bukan untuk ditunda-tunda
Kalau kita sudah menetapkan durasi, bahwa dari jam 6 sampe jam 7 adalah WAKTU KHUSUS untuk menghafal misalnya, maka berapapun ayat yang dapat kita hafal tidak jadi masalah. Jangan buru-buru pindah ke ayat ke-2 jika ayat pertama belum benar-benar kita hafal. Nikmati saja saat-saat ini. Saat dimana kita bercengkrama dengan Allah. satu jam lho. Masak untuk urusan duniawi delapan jam betah, hehe. Inget, satu huruf melahirkan sepuluh pahala bukan?
So, jangan buru-buru. Tapi ingat, juga bukan untuk ditunda-tunda. Habiskan saja durasi menghafal secara ‘PAS’.

3. Menghafal bukanlah untuk khatam, namun untuk setia berbarengan Qur’an
Keadaan HATI yang pas dalam menghafal yaitu BERSYUKUR bukanlah BERSABAR. Namun kita kerap mendengar kalimat “Menghafal memang kudu sabar”, ya kan? Sesungguhnya tidak salah, cuma kurang cocok saja. Kesannya ayat-ayat itu yaitu sekarung batu di punggung kita, yang cepat-cepat kita pindahkan supaya selekasnya terlepas dari beban (khatam). Tidakkah dimuka
surat Thoha Allah berfirman kalau Al-Qur’an di turunkan BUKAN SEBAGAI BEBAN. Untuk apa khatam bila tak pernah diulang? Setialah berbarengan Al-Qur’an.

4. Suka dirindukan ayat
Ayat-ayat yang telah kita baca berkali-kali tetapi belum juga nyantol di memory, sesungguhnya ayat itu lagi kangen sama kita. Jadi katakanlah pada ayat itu “I miss you too…” hehe. Cobalah di baca makna serta tafsirnya. Mungkin saja ayat itu yaitu ‘jawaban’ dari ‘pertanyaan’ kita. Janganlah cepat-cepat jemu serta sumpek saat tidak hafal-hafal. Sukalah jadi orang yang dirindukan ayat.

5. Menghafal sesuap-sesua
Enaknya satu makanan itu merasa saat kita tengah mengkonsumsinya, bukanlah sebelumnya makan bukanlah juga sesudahnya. Enaknya menghafal yaitu saat membaca berkali-kali. Serta besarnya suapan harus juga cocok di volume mulut kita supaya makan merasa nikmat. Makan pakai sendok teh tidak nikmat lantaran sangat sedikit, makan pakai centong nasi buat muntah lantaran sangat banyak. Menghafal-pun sekian. Bila “‘amma yatasa alun” sangat panjang, jadi cukup “‘amma” diulang-ulang. Bila sangat pendek jadi teruskanlah hingga “‘anin nabail ‘adzhim” lalu diulang-ulang. Cocokkan dengan kekuatan ‘mengunyah’ semasing anda.

6. Konsentrasi pada ketidaksamaan, baikan persamaan
“Fabi ayyi alaa’i rabbikuma tukadz dziban” bila kita hafal 1 ayat ini, 1 saja! Mmaka sesungguhnya kita telah hafal 31 ayat dari 78 ayat yg ada di surat Ar-Rahman. Telah nyaris separuh surat kita hafal. Jadi ayat ini dihafal satu barangkali, fokuslah pada ayat selanjutnya serta terlebih dulu yang merangkai ayat itu.

7. Memprioritaskan durasi
Seperti yang diterangkan diatas, komitmenlah pada DURASI bukanlah pada jumlah ayat yang bakal dihafal. Seperti argo taxi, kondisi macet maupun di tol dia jalan dengan tempo yang tetaplah. Serahkan satu jam kita pada Allah.. beberapa sukur dapat kian lebih satu jam. Satu jam itu tidak sampai 5 % dari keseluruhan saat kita dalam satu hari loh! Lima % untuk Al-Quran, mesti dapat dong ah…

8. Yakinkan ayatnya bertajwid
Mencari guru yang dapat mengoreksi bacaan kita. Bacaan tak bertajwid yang ‘terlanjur’ kita hafal bakal susah dirubah/diperbaiki di masa datang (sesudah kita ketahui hukum bacaan yang sesungguhnya). Janganlah dibiasakan otodidak dalam soal apa pun yang terkait dengan Al-Qur’an ; membaca, pelajari, mentadabburi, terlebih mengambil hukum dari Al-Quran.

Catatan :
Tiap-tiap point dari 1 – 8 sama-sama berkaitan.

Mudah-mudahan berguna, kemauan kami cuma menginginkan sharing. Mungkin saja ini jalan keluar untuk rekan-rekan yang terasa tertekan, jemu, bahkan juga lelah dalam menghafal.

Kami meyakini ada yg tidak sepakat dengan uraian diatas. Kontroversi hal yang lumrah lantaran tiap-tiap kepala miliki fikiran serta tiap-tiap hati miliki perasaan. Oh ya, untuk penghafal pemula janganlah lama-lama bergelut dalam mencari cara menghafal yang pas serta cocok. Saat ini banyak buku maupun modul mengenai menghafal Al-Qur’an dengan bermacam judulnya yang marketable. Yakinlah, satu cara itu untuk satu orang. Si A pas dengan cara X, belum pasti sekian dengan si B, lantaran si B pas dengan cara Y. Yakini saja seutuhnya dalam hati kalau menghafal itu PENELADANAN PADA SUNNAH NABI BUKAN PENERAPAN PADA SUATU METODE.

Satu lagi kerapkali rekan kita menakut-nakuti, “Jangan ngafal. Awas lho, jika lupa dosa besar”. Hey, yang dosa itu MELUPAKAN, bukanlah LUPA. Imam masjidil Harom pernah lupa hingga dia salah saat membaca ayat, apakah dia berdosa besar?

Mudah-mudahan kita masuk syurga dengan jalan menghafal Qur’an. Aamiin.
Ebook Menghafal Al-Quran bisa di unduh dengan klik Link DOWNLOAD
Selamat menghafal.

Sekiranya bermanfaat tolong dibagikan artikel ini, semoga dicatat sebagai amal ibadah....Amin....!!!

No comments:
Write comments

Pilih Bahasa

Featured